Wednesday, November 16, 2011

semua orang berlari. kejar gunung kedewasaan yang statik. dan dia. dia hanya berjalan. santai.

pergerakan masa. satu massacre. pada jiwa yang masih belum subur. dua per tiga. dari orang yang dia kenal. mula hanyut dalam mainstream kedewasaan. tiada yang tinggal. untuk berbual tentang "kau mahu jadi apa bila kau dewasa?" sebab. mereka dah pun dewasa. sudah jadi sesuatu. dan tak ada masa untuk hal-hal keanakan.

pukul empat setengah dinihari. dia berjalan ke arah langit merah jambu. dan disapa bunga jacaranda. pada pukul empat setengah pagi itulah. dia teringat pada puisi yang daddy pernah baca. bawah pokok gajus. tepi padang bola. yang pada ketika itu. dia tak faham satu apa.


what is this life if, full of care, we have no time to stand and stare.
 
no time to stand beneath the boughs, and stare as long as sheep and cows.

no time to see, when woods we pass, where squirrels hide their nuts in grass.

no time to see, in broad daylight, streams full of stars, like skies at night.

no time to turn at beauty's glance, and watch her feet, how they can dance.

no time to wait till her mouth can, enrich that smile her eyes began.

  a poor life this if, full of care, we have no time to stand and stare.


~William H Davies- Leisure~

No comments:

Post a Comment